Nada Hujan
"Rintik hujan itu sendu. Aku menyukainya hingga ke
lubuk hati. Kau dengar? Suaranya amat menenangkan. Anginnya sejuk. Semua beban
serasa terangkat." Aku bergelung pada badanku, mendekap tanganku yang
dingin sedari hujan turun malam tadi.
Ia hanya melirikku sebentar, lalu menatap lagi butir air di
kaca jendela. "Kau yakin? Bahkan saat petir menggelegar dan angin bertiup
kencang?"
Aku menggangguk. "Tidakkah kau pernah dengar pepatah
'Badai pasti berlalu'? Sekencang apapun badainya, semua akan mereda. Sekeras
apapun aral yang kau hadapi, pada akhirnya semua akan membaik. Tinggal
bagaimana kau menanggapinya," timpalku.
"Itu judul lagu sayang, bukan pepatah." Ia tertawa
kecil. Lalu bersandar manja pada pundakku.
"Maukah kau menjadi rintik hujanku?" tanyaku
berbisik padanya.
Ia mengangguk.
***
Komentar
Posting Komentar