Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Tak Tahu, Maka Tak Paham

Gambar
Saya bukan orang penyabar. Jadi, ketika ada hal di sekitar yang mengganggu atau tidak sesuai kehendak dan suasana hati, gampang sekali kepala ini naik pitam. Walau tak meledak kemana-mana, tapi dari raut wajah sudah amat terlihat bahwa saya sedang marah. Mendongkol kata orang. Tak sedap sekali memang jika melihat wajah sendiri ketika cemberut dan kerut kening jadi satu ketika marah. Apalagi jika badan memang sedang lelah sehabis beraktifitas dan panas-panasan sepanjang jalan. Belum lagi debu menempel campur keringat. Tambah bikin suasana “panas”. Kerap ketika ada orang yang ngebut saat mengemudi, merokok di kendaraan umum, atau membakar sampah di pagi hari saat orang-orang hilir mudik ke kantor atau sekolah dan amat butuh udara segar, wajah ini langsung merah. Ingin meledak, tapi tak bisa. Karena pembawaan saya yang memang tak suka menegur langsung orang, akhirnya saya hanya diam. Menampakkan muka cemberut ke arah orang-orang menyebalkan itu. Dalam hati sumpah serapah

Kita Semua Sempurna

Gambar
“ God loves us equally, but He threats us differently. And He gives us what we need not what we want ” Diceritakan ada seekor siput dan seekor kaki seribu yang berkawan dekat. Mereka tinggal di hutan rimba dengan pohon rindang dimana-mana. Meski berteman, ada satu hal yang membuat mereka kadang iri satu sama lain. Siput berjalan amat lambat.  Ia terus memperhatikan jumlah kaki si kaki seribu yang tak terhitung banyaknya. Si kaki seribu pun dapat berjalan sangat cepat. “Kakimu amat banyak kaki seribu. Andai aku punya banyak kaki sepertimu. Ya, tak perlu sebanyak punyamu memang. Beberapa pasang saja sudah cukup kurasa agar aku dapat berlari cepat jika suatu  saat dikejar-kejar elang,” kata siput suatu hari. “Andai bisa kuberikan padamu beberapa pasang, pasti akan kuberi, teman,” jawab kaki seribu. Ia menghela napas, “Sebenarnya akupun ingin sekali punya cangkang kokoh seperti punyamu. Lihat? Aku hanya bisa berlari kencang. Ayam-ayam hutan diluar sana bahkan dapat

Izinkan Aku Ke Luar Negeri, Ya Allah...

Aku belum pernah ke luar negeri. Bahkan hanya untuk ke Singapura atau Malaysia yang katanya tiketnya lebih murah di bandingkan pergi ke Bali. Beberapa teman di kampus sudah beberapa kali menginjakkan kaki di negeri orang. Entah untuk pelesir atau yang lebih seringnya konferensi internasional pemuda. Youth Conference inilah, Youth Congress itulah, dan ada juga pertukaran pelajar. Foto profil Facebook mereka lebih jitu bikin tambah kepincut bertandang kesana. Siapa coba yang tak mau melihat sendiri menara Eiffel? Atau benar-benar mendengar orang Korea bercakap-cakap di kampungnya sendiri? Gratis pula! Karena biasanya ada saja sponsor yang memberi dana, selain dari kampus juga tentunya. Bergengsi rasanya jika bisa terbang ke luar negeri, apalagi dengan biaya pribadi Rp 0. Pernah sekali waktu meminta wejangan dari salah seorang teman yang sudah pernah ke Tokyo dan Seoul untuk konferensi kepemudaan tadi. Ia hanya menyarankan untuk rajin mencari info tentang acara-acara