Kita Semua Sempurna
“God loves us equally, but He threats us differently. And He gives us what we need not what we want”
Diceritakan ada seekor siput dan seekor kaki seribu yang
berkawan dekat. Mereka tinggal di hutan rimba dengan pohon rindang dimana-mana.
Meski berteman, ada satu hal yang membuat mereka kadang iri
satu sama lain.
Siput berjalan amat lambat.
Ia terus memperhatikan jumlah kaki si kaki seribu yang tak terhitung
banyaknya. Si kaki seribu pun dapat berjalan sangat cepat.
“Kakimu amat banyak kaki seribu. Andai aku punya banyak kaki
sepertimu. Ya, tak perlu sebanyak punyamu memang. Beberapa pasang saja sudah
cukup kurasa agar aku dapat berlari cepat jika suatu saat dikejar-kejar elang,” kata siput suatu
hari.
“Andai bisa kuberikan padamu beberapa pasang, pasti akan
kuberi, teman,” jawab kaki seribu. Ia menghela napas, “Sebenarnya akupun ingin
sekali punya cangkang kokoh seperti punyamu. Lihat? Aku hanya bisa berlari
kencang. Ayam-ayam hutan diluar sana bahkan dapat berlari lebih kencang dariku.
Aku butuh cangkang untuk melindungi diri jika suatu waktu terdesak.”
“Jika saja cangkangku bisa ditukar dengan kakimu,” ucap
siput sedih. Kedua sahabat itu tak berkata-kata lagi setelahnya.
Hingga esok paginya ketika terbangun dari tidur, keajaiban
muncul. Dua sahabat itu sudah mendapatkan apa yang mereka mau. Siput dengan
kakinya yang banyak dan kaki seribu dengan cangkangnya yang kokoh. Namun, tak
ada cangkang lagi di tubuh siput dan tak ada lagi kaki di badan kaki seribu.
Suatu siang yang terik ketika sedang nyamannya beristirahat,
siput dikejutkan oleh kemunculan tiba-tiba seekor elang. Elang itu mengincarnya
sejak tadi dan sekarang sedang menukik menyerang.
Siput tersentak kaget dan dengan kaki barunya ia pun berlari
amat kencang.
“Kau tak bisa menangkapku, elang!” batin siput. Namun
malang, terbang elang jauh lebih cepat dibanding lari siput. Ketika siput ingin
melindungi diri, cangkangnya sudah tak ada. Siput pun tertangkap.
Di lain tempat kaki seribu pun sedang dikejar-kejar ayam
hutan. Ia pun langsung bersembunyi di cangkangnya.
“Cangkangku kokoh. Kau tak akan bisa menangkapku, ayam
hutan!” ucap kaki seribu. Namun sama malangnya, paruh ayam hutan yang ramping
dan tajam dapat dengan mudah mengorek isi cangkang. Kaki seribu pun tertangkap.
* * *
Hikmah apa yang dapat kita ambil dari cerita diatas?
Terkadang kita merasa amat kurang. Merasa apa yang didapat
orang lain jauh lebih menguntungkan. Merasa Tuhan salah alamat memberikan
nikmatnya.Wajar memang.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “God loves us equally, but he threats us
differently. And He gives us what we need not what we want”.
Terjemahan
bebasnya lebih kurang bahwa Tuhan mencintai kita semua sama besarnya, dengan
cara yang berbeda-beda. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang
kita inginkan. Jadi, mungkin apa yang kita anggap baik buat kita, tak seperti
itu adanya.
Seperti lirik
lagunya Lady Gaga Born This Way:
“I'm beautiful in my way
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was born this way.”
Jadi, yuk
sama-sama belajar bahwa kita semua sempurna, kita semua lengkap, dengan cara kita
masing-masing.
Image source: tinker-tailor-soldier-sailor.co.uk
Image source: tinker-tailor-soldier-sailor.co.uk
Komentar
Posting Komentar