Postingan

Ayo, Ceritakan Liburanmu!

Gambar
Hari ini hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Setelah libur panjang, banyak anak yang terlihat bergembira ketika kembali bertemu dengan teman-teman satu kelasnya. Namun, tak sedikit juga yang menyimpan rasa malas mengingat beberapa mata pelajaran yang tak mereka sukai akan kembali menghampiri. Semua itu tergambar jelas di mata Pak Nanang, guru Budi Pekerti yang telah lama mengajar. Maka, pagi itu di jam pertama ia mengajar, sengaja ia tak membawa buku ataupun alat tulis lainnya yang biasa dibawa saat mengajar. Dengan tangan kosong, ia memasuki kelas dan berdiri di depan, menghadap ke arah siswa. Terkenal karena kebaikan dan cara mengajarnya yang menyenangkan, tak ada rasa cemas dan takut di wajah siswa. Semua menatap penuh perhatian pada Pak Nanang yang pasti sudah punya ide menarik lainnya dalam belajar. “Anak-anak, kita telah melewati libur yang panjang, menyegarkan, dan penuh cerita. Sekarang kita akan belajar berbagi. Siapa yang punya cerita menarik selama liburan?” Pak

Lini Transisi, Ketika Seni Bercerita tentang Sejarah

Gambar
"Belum pernah ada seni yang dapat menaklukkan kekuasaan. Namun seni lah yang ditakutkan banyak penguasa." Lukisan "Penyerangan Pasukan Mataram ke Batavia". Saya bukan penikmat seni yang fanatik, pun bukan seorang pembaca sejarah yang baik. Namun sabtu ini rasa penasaran tentang sejarah Jakarta membawa saya akhirnya datang juga ke tur dan pameran ini. Bertajuk Lini Transisi, Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional ini tenyata adalah yang kedua kalinya diadakan. Pameran kedua ini adalah kerjasama dari Galeri Nasional Indonesia (Galnas), beberapa koleksi dari Kementerian Luar Negeri RI, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Bank Indonesia. Tentu juga didukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena kotanya dibahas dalam diskusi nanti. Pamerannya sendiri sebenarnya sudah dihelat sejak 2 Agustus 2019 dan rencananya akan dibuka sampai 31 Agustus 2019, dari jam 10.00 sampai 19.00 di Gedung A Galnas. Namun khusus tanggal

Cuilan Kisah Masa Bocah (6): Batu Terang

Seringkali kenangan-kenangan kecil dapat jadi peneman sunyi hati, peneguh iman, dan penguat juang. Masa inilah satu penentu penting pribadi kita kini. Bertumbuk-tumbuk memori baru datang, janganlah lekangkan kisah-kisah kanak kita. Beranjak dari lampaulah, maka saat ini jadi lebih berarti.... * * * Jika orang dewasa terpukau dengan berkilaunya Akik, aku diwaktu bocah cukup bahagia dengan adanya batu terang. Ya kami menyebutnya batu terang, batu yang jika diterawang akan meneruskan sinar. Entah apa nama umumnya.  Batu yang menarik dan punya daya hipnotis yang membuai bocah ingusan agar mendekapnya terus sepanjang malam. Dan itulah aku dengan batu-batu ajaib. Apa kau pernah mendengar nama “batu terang”? Atau malah pernah melihatnya? Menggenggamnya? Batu ini hanya seukuran kelereng yang jika dilempar kembali diantara tanah hitam kau akan sulit merabanya. Seringkali batu jenis ini tersebar diantara ribuan kerikil atau batu kali. Bentuknya asimetris—c